susana

susana
ya allah lindungi aku

Kamis, 27 Mei 2010

Tiada Yang Abadi

Kehidupan itu terdiri dari lahir-mati, malam-siang, tinggi-pendek, senang-sedih, perempuan-laki laki, jahat-baik, atas-bawah, miskin-kaya, serta dating-pergi. Tanpa penyedap itu, bukan namanya kehidupan. Siapa yang tidak sedih ditinggal kekasihnya baik ibu, bapak, suami, istri, anak serta orang terkasih lainnya. Tapi itulah kehidupan semuanya tiada yang abadi seperti surat Ar Rum ayat 64
“ dan dalam kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahuinya.”
Sesuatu yang menyakitkan kehilangan mereka seperti dunia terasa terhimpit. Jangan bersedih, Allah bersama kita.
Seandainya kita bisa bersabar, tegar, kuat dan kokoh maka kita tidak akan merasakan kehilangan. Ingatlah bahwa kita ini miliki Allah begitu juga makhluk yang lainnya didunia ini. Mengapa kita harus bersedih jika Dia mengambilnya? Itukan milikinya. Kita hanya dititipkan Allah semua itu.
Saudaraku, allah tidak akan membuat kita sebagai makhluknya merasa tertekan karena Dia sangat sayang dengan kita. Sudah berapa nikmat Allah yang kita gunakan? Adakah Allah memintanya kembali kepada kita? Dari kita dalam kandungan, allah maha tahu kalau kita tidak bisa apa-apa, makanya kita di titipnya di rahim ibu kita. Saat kita sudah lahir, kita tidak bisa apa-apa, Allah menitipkan kita pada orangtua kita serta saudara-saudara kita agar kita dididik, dirawat, dipelihara. Selanjutnya, ketika kita sudah dewasa Allah merasa kita membutuhkan pasangan hidup, maka Allah memberikan kita pasangan hidup yang Sholeh/a. Lalu kurang apakah Allah?
Belum lagi nikmat hidup, adakah Allah meminta bayar atas oksigen yang Dia berikan ke kita? Semua itu gratis. terus bagaimana dengan saudara kita dirumah sakit, mereka harus membayar oksigen itu. Begitu juga dengan air sebagai sumber kehidupan kita, Allah meciptakan sumber mata air untuk kita. Lalu Allah juga menundukkan langit dan bumi untuk kita.
Jadi saudarku, bersabarlah. Janganlah engkau bersedih karena Dia mengambil miliknya walaupun milik Nya itu adalah orang-orang terkasih kita. Bersabarlah, istifarlah, mendekatlah dan berserah dirilah padaNya.
“ dan barang siapa yang berserah diri pada Allah, sedang dia berbuat suatu kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang pada tali yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.”( Lukman ayat 22)
Berserah dirilah padaNya karena semua kisah itu ada akhirnya maka serahkanlah kisah kehidupanmu pada Nya. Waktu akan menjawab semua itu.
wassalam

Kunci Kesuksesan

Jadikan hidup kita seperti air. Air itu mengalir dari tempat yang rendah ketempat yang tinggi, terus mengalir hingga ia bermuara pada muara besar. Namun jika dalam airan air akan bermuara pada air limbah dan kotoran maka berusahalah untuk arus walaupun itu sulit.
Teruslah berusaha karena Allah tidak akan merubah takdir manusia jika manusia itu tidak mengubahnya. Maka di sini manusia dituntut untuk berusaha mengubah takdirnya walaupun begitu banyak cobaan, godaan, halangan bahkan duri-duri kecil ;yang tak terlihat oleh mata; siap untuk menusuk kaki kita.
Itulah kehidupan, jika manusia menginginkan kehidupan yang sukses maka ia harus berusaha keras dan disambil berdoa kepada Allah tuk semua kesuksean yang ingin diraih itu. Kesabaran dalam menghadapi cobaan itulah kunci pertama, kunci gembok kedua adalah usaha. Usaha, selalulah untuk berusaha, niatkan usaha karena Allah sehingga apapun masalah yang dihadapi akan terasa seperti tantangan.
Masih ingat kisah kopi, gula dan air telaga? Secangkir air akan terasa pahit jika dicampurkan sesendok kopi dan secangkir air akan terasa manis jika dicampurkan sesendok gula. Nah, bagaimana kalau sepuluh sendok kopi dicampurkan dalam air telaga maka air telaga itupun tidak akan terasa pahit begitu juga sepuluh sendok gula dicampurkan dalam air telaga maka air telaga itu tidak akan menjadi manis.
Itulah kehidupan kita, dalam menggapai kesuksesan maka jadikanlah hati dan pikiran kita seperti air telaga sehingga bisa lebih berkonsentrasi pada kesuksean yang ingin dicapai. Jangan ikuti perasaan kita yang sedih, putus asa, marah, kesal, iri dan dengki. Tetaplah semangat untuk menggapai apa yang di inginkan.
Curhatlah pada Allah pada tengah malam, menangislah karena Dialah yang memberikan kita masalah. Allah memberikan masalah sesuai dengan kemampuan manusia. Jangan bersedih, Allah akan menyesaikan masalah manusia dengan caraNya sendiri dengan berjalannya waktu maka semua masalah itu terjawab dengan sendiri. Jangan berpikir di dalam kotak, pikirkanlah di luar kotak dari masalah yang dihadapi itu.
wassalam

Kisah Sang Pengrajin Keset Kaki

Saya ingat sewaktu KUKERTA, saya berkenalan dengan seorang nenek yang selalu bersenyum padahal hidupnya hanya seorang diri. Dia sudah berumur 80 an tahun. Anak-anak nya meninggalkannya digubuk tua dari papan yang sudah hampir lapuk. Karena hidup seorang diri maka melengkapi kehidupan nya sehari-hari ia membuat keset kaki.
Orang tua itu rela ditinggalkan anaknya dengan alasan ia tidak mau hidup numpang anak kandung sendiri. Ia merasa masih sanggup memenuhi hidupnya sendiri. Ia tidak mau hari tuanya menyusahkan anaknya. Saya ingat beliau pernah berkata “ orak opo opo ditinggal anak, nduk. Aku moh nganggu rumah tangga anakku.” Begitulah beliau selalu tidak ingin menyusahkan orang-orang sekelilingnya.
Harga keset itu cukup murah hanya 3000 rupiah. Cukup unik keset tersebut karena berbentuk bermacam-macam bahkan bervariasi motif. Ia rela menghabiskan waktu untuk membuat keset, mulai dari ia mengumpulkan baju bekas yang tidak terpakai. Selanjutnya dengan tangan keriputnya ia gunting kecil-kecil baju bekas tersebut. Dengan lunglai tangan itu mulai menjahit. Akhirnya dengan bantuan kaca matanya, selesai juga satu persatu keset kaki.
Terkadang saat mata nya tidak was-was lagi, jarum nakal itu tega menggores tangan muncil keriput itu. Terucaplah “asstafirullahi ‘al adzin”. Ia isap tangan yang luka itu. Setelah berhenti darah yang keluar maka ia lanjutkan menjahitnya. Sungguh orang yang luar biasa.
Itulah gambaran kehidupan. Terus bagaimana dengan kita, pemuda Indonesia. Akankah kita kalah semangat dengan nenek tua itu. Apa kurangnya kita dengan nenek itu? Mengapa kita kalah dengan nenek tersebut? Dimana salahnya?
Hai, pemuda-pemudi janganlah engkau kalah dengan nenek-nenek. ia telah mengalami kekurangan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan sedangkan engkau adalah yang tidak mengalami semua kekurangan itu. Fisikmu kuat, pendengaran dan penglihatanmu bagus. Terus mengapa engkau hanya berdiam diri saja dirumah? Engkau hanya mengharapkan belaskasih orangtua. Mana prestasimu?
Sedangkan kekuatan suatu Negara itu ada pada pemudanya. Harapan suatu bangsa terletak ditangan pemudanya. Maukah kita dijajah lagi? Maukah kita dijadikan budak? Tentunya tidak. Hayoo, bangun. Lihat kiri kanan, depan belakang, atas bawah! Teruslah mengejar cita-cita, engkaulah pemimpin Indonesia kedepan. Siapa lagi kalau bukan engkau?!
Wassalam

Rosellaku

Manusia itu adalah makhluk lemah yang banyak dikuasai perasaan. Oleh perasaan itu maka ia menjadi makhluk yang banyak mengeluh, merintih dan putus asa. Luapkanlah seluruh keputus asaan itu dengan kegiatan yang menantang. Lupakanlah semua masalah itu.
Itu hanya segelintir masalah, masalah lain masih banyak harus diselesaikan. Dengan kekuatan Allah semua dapat diselesaikan. Biarkanlah Allah yang menyesaikannya. Bersabarlah, cueklah akan perkataan orang lain. Tantangan hidup yang lain masih banyak. Mengapa harus terpentok satu masalah .
Kuatkanlah hatimu seperti baja. Damaikanlah hatimu seperti air yang tenang. Rencanakanlah kembali hidupmu, bukalah lembaran hidup barumu. Anggap semua itu adalah kejadian yang ada positifnya “mungkin itu bukan terbaik, mungkin jika yang diharapkan terjadi maka kamu akan menyesal meminta itu disegerakan. Mungkin allah sedang merencanakan kehidupan kamu yang lebih baik dari saat ini.
Bersabarlah, serahkan semua padaNya……. Dialah tempat kamu kembali. Kamu adalah milikiNya, tidak seorang pemilik merusak ada yang telah Dia ciptakan. Pasti semua adalah untuk terbaik.
Wassalam

Hiduplah Sekuat Baja

Siapa yang bilang menggapai dreaming adalah sesuatu yang mudah, semua butuh pengorbanan bahkan lebih dari pengorbanan tapi rela mati menggapai semua itu. Selagi masih muda, gapailah semua impian itu.
Beberapa kali firman allah mengatakan bahwa kehidupan itu adalah senda gurau belakang dan kehidupan akhirat adalah kehidupan abadi. Nah, disini dapat disimpulkan jika penderitaan dan pengorbanan akan sesuatu itu adalah sutu senda gurau belakang maka tidak perlu sedih saat rintangan menghadang diri. Tetaplah optimis, dan hiduplah seperti baja. Hiduplah seperti udara, hiduplah seperti air dan hiduplah hanya semata-mata untukNya
Hiduplah seperti baja! Baja tidak pernah mengeluh jika dia dipanaskan dengan api yang suhunya melebihi 100 derajat, ia terima semua itu dan hasilnya bisa menjadi perlengkapan rumah tangga. Baja tidak pernah menangis jika ia diterpa hujan dan panas serta baja tidak pernah mengerutu jika ia selalu ditempa manusia. Dan pernahkan kita seperti itu?
Sebagai manusia tidak pernah terlepas dari masalah, penderitaan dan penghinaan. Semakin tinggi derajat manusia maka semakin besar cobaan, jadi jangan bersedih. Hiduplah seperti baja! Hiduplah seperti baja yang bertahan dalam menghadapi apapun. Teruslah menjalani hidup. Jangan berhenti di jalan. Semua harus digapai, untuk kehidupan dunia dan akhirat. Hiduplah sekuat baja, hadapilah semua rintangan dengan senyum dan tangan terbuka. Hadapilah semua dengan keikhlasan dan hanya karena minta keridhoanNya.


Motivator KehidupanMu adalah Dirimu Sendiri
Berikan energy Positif ke Dalam Dirimu Sendiri

Kotoran itu Dibersihkan oleh Kotoran itu Sendiri

Seperti pepatah mengatakan jika air bersih tidak bisa memberishkan maka gunakan air kotoran berikkutnya. Eh, pepatah sendiri. Jika kotoran itu di ibaratkan masalah dan air kotor adalah masalah lain serta air bersih adalah kesabaran. Maka pepatah ini adalah benar.
Seiring berjalannya waktu kita selalu dihadapkan masalah besar, terkadar masalah itu diikuti masalah lain lagi. Ada beberapa manusia berpikir bahwa “sudah tertimpa kayu tertimpa lagi besi”. Inilah yang biasa kita rasakan, namun hal itu hanya untuk orang-orang yang belum mengerti kedatangan masalah lain.
Pada hakikatnya bahwa jika manusia itu ditimpa suatu masalah maka pikirannya akan terfokus hanya pada masalah itu saja namun dengan datangnya masalah lain maka pikiran manusia itu tidak hanya tertuju pada masalah pertama saja tapi juga memikirkan masalah berikutnya. Maka akan timbul pernyataan bahwa manusia itu tidak akan terlalut dengan masalah satu tapi ia akan berpikir lagi akan masalah berikutnya.
Hal ini akan timbul warna biru pada masalah petama dalam artian bahwa manusia akan memberikan warna biru(mendapat sedikit ketenangan pada masalah pertama) sehingga ia akan meminta Allah dan waktu yang menyelesaikan masalah pertamanya dan ia akan mulai focus lagi pada masalah berikutnya.
Begitulah seterusnya. Jadi jangan jadikan suatu masalah yang bertubi-tubi itu bahwa Allah tidak sayang kita tapi karena Allah sayang dengan kita maka Dia berikan beberapa masalah tuk kita. Ingat firman Allah bahwa
“Apapun kenikmatan yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa kenikmatan yang ada disisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal”(Asy Syura 36)
Dan masalah adalah kenikmatan juga dan untuk kehidupan kita di akhirat kelak.

SEMANGAT MAHASISWA TINGKAT AKHIR!